PEMILIHAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Media telah menunjukkan keunggulannya dalam membantu para pendidik
dan staf pengajar dalam proses menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih
cepat dan mudah ditangkap oleh anak-anak didik. Media memiliki
kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah tingkah laku
mereka ke arah perubahan positif. Sehubungan dengan hal itu, peran media sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran yang perkembangannya bukan lagi dipandang sekedar
alat bantu melainkan bagian integral dalam system pendidikan dan pembelajaran.
Kegiatan dalam proses belajar mengajar perlu memperhitungkan
kelemahan-kelemahan yang nampak menggejala dalam pemakaian media yang hanya
mendasarkan pada pemikiran logis dan memenuhi kebutuhan perkembangan teknologi
atau kebiasaan yang berkembang di lingkungan sekolah, akan tetapi seorang guru
sebaiknya membiasakan untuk memilih dan menggunakan media pembelajaran yang
atas dasar pertimbangan pada kebutuhan karakteristik siswa atau kesesuaian
dengan materi dan tujuan yang hendak dicapai.
Heinich dan kawan-kawannya (1982)[1],
mengajukan beberapa pertimbangan pemilihan media pembelajaran yang efektif
dengan istilah ASSURE yakni:
a)
Analyze
learner characteristic, menganalisis
karakter umum kelompok sasaran.
b)
State
objective, menyatakan atau
merumuskan tujuan pembelajaran.
c)
Select
or modify media, memilih,
memodifikasi, atau merancang dan menentukan materi dan media yang tepat.
d)
Utilize,
menggunakan materi dan media.
e)
Require
learner response, meminta
tanggapan dari siswa.
f)
Evaluate,
mengevaluasi proses belajar.
Guru sebagai
pendidik dalam menggunakan media pembelajaran pada tingkat yang menyeluruh dan
umum, tidak sertamerta ia menggunakannya, namun ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran, meliputi:
1.
Hendaklah
mengetahui karakteristik setiap media yang akan digunakan.
2.
Hendaklah
memilih media yang sesuai tujuan yang hendak dicapai.
3.
Hendaklah
memilih media yang sesuai dengan metode yang digunakan.
4.
Hendaklah
memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
5.
Hendaklah
memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa dan kondisi serta situasi lingkungan
setempat.
6.
Janganlah
memilih media dengan alasan media tersebut baru atau hanya satu-satunya yang
dimiliki
.[2]
.[2]
Dari segi teori
belajar, berbagai kondisi dan prinsip psikologis yang perlu mendapatkan
pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran[3]
adalah sebagai berikut:
1.
Motivasi. Untuk melahirkan minat siswa, kebutuhan ataupun keinginan itu
dengan memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran.
2.
Perbedaan
individual. Siswa belajar dengan cara dan
tingkatan yang berbeda-beda, untuk itu tingkat penyajian informasi melalui
media harus berdasarkan pada tingkat pemahaman.
3.
Tujuan
pembelajaran. Tujuan ini
akan menentukan bagian isi yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media
pembelajaran.
4.
Organisasi
isi. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama meteri pelajaran dan
dapat mensintesis serta memadukan pengetahuan yang diorganisasikan dengan baik
dan diurutkan secara sistematis.
5.
Persiapan
sebelum belajar. Siswa
sebaiknya menguasi secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang
diperlukan secara memadai yang menjadi prasyarat untuk penggunaan media dengan
sukses.
6.
Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta
kecakapan, sangat berpengaruh dan lebih lama.
7.
Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa harus menginternalisasi informasi dan
tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh karena itu kehadiran media akan
membantu dalam proses pembelajaran.
8.
Umpan
balik. Kemajuan belajar dari hasil
belajar yang secara berkala diinformasikan kepada siswa akan memberikan sumbangan
terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9.
Penguatan
(reinforcement). Pembelajaran
yang didorong dari hasil kemajuan belajar akan bermanfaat dalam membangun
kepercayaan diri dan prilaku positif di masa-masa mendatang.
10.
Latihan
dan pengulangan. Agar suatu
pengatahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan
intelektual, haruslah sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks agar
dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.
11.
Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menerapkan atau mentransfer hasil belajarnya pada masalah atau situasi baru.
B. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kerena beragamnya media yang ada, maka
masing-masing juga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda[4].
Untuk itu perlu memilih dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara
tepat guna.
Pemilihan media pembelajaran harus mempertimbangan kondisi dan
latar belakang siswa baik pada aspek perkembangan dan kematangan siswa maupun
pada aspek tahapan pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa, maka dalam
penetapan atau penentuan media pembelajaran adalah dengan memperhatikan
beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran.
Mengingat begitu banyak media yang dapat kita gunakan dalam
pembelajaran bahasa Arab, namun pada dasarnya kita dapat memilihnya dengan
memperhatikan kriterianya yang berkenaan dengan:
1.
Tujuan. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.
Materi. Aspek materi dalam pembelajaran sesuai dengan media yang
digunakan.
3.
Sasaran
didik. Pemilihan media pembelajaran harus
memperhatikan kondisi pada sasaran didiknya dari factor umur, intelegensi, karakteristik,
latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan peserta didik.
4.
Ketersediaan.
Media yang dipilih adalah praktis, luwes dan bertahan.
Ketersediaannya antara waktu, dana atau sumber daya lainnya untuk memproduksi
media yang akan dipilih. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk
memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik, melainkan yang
mudah diperoleh dan dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan
yang tersedia di sekitarnya.
5.
Guru
terampil menggunakannya. Apapun media
itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
6.
Pengelompokan
sasaran. Media yang dipandang sebagai media
yang efektif belum tentu efektif jika digunakan tidak pada porsinya. Dalam
pengertian, guru harus menyesuaikan
porsi media dengan sasaran peserta didik, ada media untuk jenis kelompok
besar, kelompok sedang dan kelompok kecil.
7.
Mutu
teknis. Pengembangan visual baik gambar
atau photograph harus memenuhi teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide
harus jelas dan informasi yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh
elemen-elemen yang lain.[5]
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa)
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performance mereka
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.[6]
Arif Sadirman (1986:86) mengungkapkan tiga model yang dapat dijadikan prosedur
dalam pemilihan media yang akan digunakan, yaitu:
1.
Model
Flowchart, model ini
menggunakan system pengguguran (eliminasi) dalam pengambilan keputusan
pemilihan media.
2.
Model
Matrik, mengidentifikasi proses pengambilan
keputusan dalam pemilihan sampai seluruh criteria pemilihan media.
3.
Model
Checklist, mempertimbangkan keputusan pemilihan
sampai seluruh criteria pemilihan media.
Media pembelajaran yang tersedia
adakalanya yang bersifat media jadi (by utilization) yang sesuai dengan menggunakan
model checklist, dan media rancangan (by design) yang menggunakan
model Matriks dalam menentukan medianya. Sedangkan model Flowchart dapat
digunakan untuk menggambarkan media by utilization maupun by design[7].
Anderson dalam pemilihan media
pembelajaran ini lebih menitik beratkan pada bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan instruksional. Prosedur pemilihannya dimulai dari informasi atau
pesan yang disampaikan itu bersifat instruksional dan berfungsi sebagai sarana
belajar mengajar. Selanjutnya, menentukan strategi instruksional yang
memberikan pengalaman belajar sikap, keterampilan fisik atau kognitif.
Prosedur lain yang juga dikemukakan
oleh Wilbur Scharmm (1997) yanb lebih menitikberatkan pada kesesuaian media
yang akan digunakan dengan tingkat kesulitan yang dikendalikan oleh pemakai.
[1]
Dr. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Grafindo Persada, 2006),
hal:67.
[2]
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang:UIN Malang
Press, 2009), hal:37.
[3]
Dr. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran….hal:72.
[4]
Prof. Dr. Asnawir, Media Pembelajaran……ibid, hal:15.
[5]
Dr. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Grafindo Persada, 2006),
hal:76.
[6] Prof.
Dr. Asnawir, Media Pembelajaran.
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal:126.
[7]
Prof. Dr. Asnawir, Media Pembelajaran…hal:127.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar