Senin, 09 April 2012

Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab

PEMILIHAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A.    Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Media telah menunjukkan keunggulannya dalam membantu para pendidik dan staf pengajar dalam proses menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan mudah ditangkap oleh anak-anak didik. Media memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah tingkah laku mereka ke arah perubahan positif. Sehubungan dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran yang perkembangannya bukan lagi dipandang sekedar alat bantu melainkan bagian integral dalam system pendidikan dan pembelajaran.
Kegiatan dalam proses belajar mengajar perlu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang nampak menggejala dalam pemakaian media yang hanya mendasarkan pada pemikiran logis dan memenuhi kebutuhan perkembangan teknologi atau kebiasaan yang berkembang di lingkungan sekolah, akan tetapi seorang guru sebaiknya membiasakan untuk memilih dan menggunakan media pembelajaran yang atas dasar pertimbangan pada kebutuhan karakteristik siswa atau kesesuaian dengan materi dan tujuan yang hendak dicapai.
Heinich dan kawan-kawannya (1982)[1], mengajukan beberapa pertimbangan pemilihan media pembelajaran yang efektif dengan istilah ASSURE yakni:
a)   Analyze learner characteristic, menganalisis karakter umum kelompok sasaran.
b)   State objective, menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran.
c)   Select or modify media, memilih, memodifikasi, atau merancang dan menentukan materi dan media yang tepat.
d)  Utilize, menggunakan materi dan media.
e)   Require learner response, meminta tanggapan dari siswa.
f)    Evaluate, mengevaluasi proses belajar.
Guru sebagai pendidik dalam menggunakan media pembelajaran pada tingkat yang menyeluruh dan umum, tidak sertamerta ia menggunakannya, namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran, meliputi:
1.   Hendaklah mengetahui karakteristik setiap media yang akan digunakan.
2.   Hendaklah memilih media yang sesuai tujuan yang hendak dicapai.
3.   Hendaklah memilih media yang sesuai dengan metode yang digunakan.
4.   Hendaklah memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
5.   Hendaklah memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa dan kondisi serta situasi lingkungan setempat.
6.   Janganlah memilih media dengan alasan media tersebut baru atau hanya satu-satunya yang dimiliki
.[2]
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip psikologis yang perlu mendapatkan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran[3] adalah sebagai berikut:
1.   Motivasi. Untuk melahirkan minat siswa, kebutuhan ataupun keinginan itu dengan memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran.
2.   Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkatan yang berbeda-beda, untuk itu tingkat penyajian informasi melalui media harus berdasarkan pada tingkat pemahaman.
3.   Tujuan pembelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.
4.   Organisasi isi. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama meteri pelajaran dan dapat mensintesis serta memadukan pengetahuan yang diorganisasikan dengan baik dan diurutkan secara sistematis.
5.   Persiapan sebelum belajar. Siswa sebaiknya menguasi secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang menjadi prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses.
6.   Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan, sangat berpengaruh dan lebih lama.
7.   Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik,  siswa harus menginternalisasi informasi dan tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh karena itu kehadiran media akan membantu dalam proses pembelajaran.
8.         Umpan balik. Kemajuan belajar dari hasil belajar yang secara berkala diinformasikan kepada siswa akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9.         Penguatan (reinforcement). Pembelajaran yang didorong dari hasil kemajuan belajar akan bermanfaat dalam membangun kepercayaan diri dan prilaku positif di masa-masa mendatang.
10.     Latihan dan pengulangan. Agar suatu pengatahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual, haruslah sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks agar dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.
11.     Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajarnya pada masalah atau situasi baru.

B.     Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kerena beragamnya media yang ada, maka masing-masing juga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda[4]. Untuk itu perlu memilih dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
Pemilihan media pembelajaran harus mempertimbangan kondisi dan latar belakang siswa baik pada aspek perkembangan dan kematangan siswa maupun pada aspek tahapan pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa, maka dalam penetapan atau penentuan media pembelajaran adalah dengan memperhatikan beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran.
Mengingat begitu banyak media yang dapat kita gunakan dalam pembelajaran bahasa Arab, namun pada dasarnya kita dapat memilihnya dengan memperhatikan kriterianya yang berkenaan dengan:
1.   Tujuan. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.   Materi. Aspek materi dalam pembelajaran sesuai dengan media yang digunakan.
3.   Sasaran didik. Pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan kondisi pada sasaran didiknya dari factor umur, intelegensi, karakteristik, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan peserta didik.
4.   Ketersediaan. Media yang dipilih adalah praktis, luwes dan bertahan. Ketersediaannya antara waktu, dana atau sumber daya lainnya untuk memproduksi media yang akan dipilih. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik, melainkan yang mudah diperoleh dan dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya.
5.   Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
6.   Pengelompokan sasaran. Media yang dipandang sebagai media yang efektif belum tentu efektif jika digunakan tidak pada porsinya. Dalam pengertian, guru harus menyesuaikan  porsi media dengan sasaran peserta didik, ada media untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang dan kelompok kecil.
7.   Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar atau photograph harus memenuhi teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen-elemen yang lain.[5]

Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performance mereka sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.[6] Arif Sadirman (1986:86) mengungkapkan tiga model yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan digunakan, yaitu:
1.      Model Flowchart, model ini menggunakan system pengguguran (eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan media.
2.      Model Matrik, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan dalam pemilihan sampai seluruh criteria pemilihan media.
3.      Model Checklist, mempertimbangkan keputusan pemilihan sampai seluruh criteria pemilihan media.
Media pembelajaran yang tersedia adakalanya yang bersifat media jadi (by utilization) yang sesuai dengan menggunakan model checklist, dan media rancangan (by design) yang menggunakan model Matriks dalam menentukan medianya. Sedangkan model Flowchart dapat digunakan untuk menggambarkan media by utilization maupun by design[7].
Anderson dalam pemilihan media pembelajaran ini lebih menitik beratkan pada bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan instruksional. Prosedur pemilihannya dimulai dari informasi atau pesan yang disampaikan itu bersifat instruksional dan berfungsi sebagai sarana belajar mengajar. Selanjutnya, menentukan strategi instruksional yang memberikan pengalaman belajar sikap, keterampilan fisik atau kognitif.
Prosedur lain yang juga dikemukakan oleh Wilbur Scharmm (1997) yanb lebih menitikberatkan pada kesesuaian media yang akan digunakan dengan tingkat kesulitan yang dikendalikan oleh pemakai.

[1] Dr. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Grafindo Persada, 2006), hal:67.
[2] Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang:UIN Malang Press, 2009), hal:37.
[3] Dr. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran….hal:72.
[4] Prof. Dr. Asnawir, Media Pembelajaran……ibid, hal:15.
[5] Dr. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Grafindo Persada, 2006), hal:76.
[6] Prof. Dr. Asnawir, Media Pembelajaran.  (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal:126.
[7] Prof. Dr. Asnawir, Media Pembelajaran…hal:127.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar