Senin, 06 Agustus 2012

Perhatikan Awal Ramadlan & Temukan Lailatul Qadr mu

Inilah doorprize yang Allah berikan kepada hamba-hamba Nya pada bulan Ramadlan, mari kita temukan dan ketahui keistimewaannya.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١)وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣)تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤)سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan ( Lailatul Qadr) dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. AlQadr:1-5)
Surat al Qadr ini merupakan salah satu surat dari 114 surat dalam al Qur’an yang diturunkan khusus pada Lailatul Qadr (malam kemuliaan) dan diterangkan pula keistimewaan-keistimewaan di dalamnya. Di antaranya yang telah disebutkan Allah dalam surat ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-Qur’an pada Lailatul Qadr. Dan Lailatul Qadr  berada di salah satu malam di bulan Ramadlan. Lailatul Qadr  yang biasa disebut dengan malam Lailatul Qadr  adalah suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.
Allah telah berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran”  (QS. Al Baqarah: 185)
Kedua, Sesungguhnya pada Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Maksudnya, ibadah yang dilakukan pada Lailatul Qadr  itu lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan (tidak di Lailatul Qadr). Seperti dengan dilipatgandakannya pahala amal kebajikan, dikabulkannya semua doa-doa, dilipatgandakannya pahala dan shadaqah serta semua hal-hal yang bermanfaat dalam urusan agama maupun keduniawiaan.
Ketiga, Sesungguhnya para malaikat dan malaikat Jibril a}laihissala>m yang sebagai komandonya para malaikat, yang dipercaya Allah untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad saw, turun ke bumi bersama para pasukannya sehingga bumi terasa sempit karena kedatangan mereka (Subhanallah). Hal ini menunjukkan betapa mulianya malam ini (Lailatul Qadr), karena para ahli ibadah yang berjama’ah dan ketika mereka berada dalam jama’ahnya lebih banyak maka mereka telah mendapatkan rahmat Allah yang lebih banyak dan berlimpah ruah pula.
Keempat, Sesungguhnya dalam Lailatul Qadr adalah keselamatan. Segala sesuatu di dalamnya adalah kebaikan, tiada satupun kejelekan karena Syetan tidak ditakdirkan untuk menggoda manusia ketika itu.
Kelima, Sesungguhnya Lailatul Qadr  berlangsung sampai terbit fajar, maka pintu-pintu rahmat terbuka sepanjang malam dengan iringan para malaikat yang turun ke bumi dan kesempatan meraih kebajikan dan keselamatan terbuka sampai terbitnya sang fajar.
Selain itu, keistimewaan Lailatul Qadr  adalah diampuni dosanya yang telah lampau[1]. Berdasarkan hadis Nabi:                                   «مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
“Barang siapa yang beribadah pada Lailatul Qadr dan dia dalam keadaan beriman serta mengharap keridlaan Nya, maka dosanya yang telah lampau akan diampuni” (HR. Bukhori Muslim)
Sesungguhnya Lailatul Qadr, malam yang agung ini adalah keistemewaan yang berada di sepuluh terakhir Ramadlan. Maka sebaiknya seorang Muslim menjaga, memperhatikan dan  menemukan malam yang agung ini, serta ibadah dengan bersungguh-sungguh sehingga Allah menghendakinya. Andaikata kita tidak mengetahui tepatnya Lailatul Qadr, akan tetapi kita selalu beribadah dengan sungguh-sungguh pada malam-malam tertentu maka kita tidak akan terlewatkan oleh Lailatul Qadr  jika memang malam itu adalah tepatnya Lailatul Qadr. (InsyaAllah).. toh tidak ada salahnya kan jika selalu bersungguh-sungguh dalam ibadah??!!!
Adapun tanda-tanda yang dapat diketahui akan terjadinya Lailatul Qadr  adalah :
1.      Matahari terbit dengan cerah tetapi tidak panas, hal ini berlangsung sepanjang hari[2].
2.      Suasana ketika siang, langit terang tidak panas dan tidak juga dingin serta tidak ada mendung.
3.      Malam yang begitu cerah, seolah-olah bulan bersinar terang.
4.      Tidak muncul mega.
5.      Tidak ada bintang jatuh, karena pada saat itu para malaikat tidak melempari syetan.
6.      Malam menjadi tenang dan terjaga.
Pada Lailatul Qadr ini ditangguhkan pada malam ke 27 Ramadlan (wa Allah a’lam), hal ini mengacu pada pendapat kebanyakan para ahli ilmu dari golongan para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama sesudahnya, berdasarkan hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:
عن أبي بن كعب رضي الله عنه قال: "والله الذي لا إله إلا هو إنها لفي رمضان، والله إني لأعلم أي ليلة هي، هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، بقيامها، هي ليلة سبع وعشرين"
“Demi Allah, Tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya malam itu (Lailatul Qadr) di Ramadlan, dan demi Allah sesungguhnya saya benar-benar mengetahui malam itu, suatu malam dimana Rasulullah telah memerintahkan kepada kami untuk giat beribadah pada malam itu yakni di malam 27 bulan Ramadlan”.
Adapun pada sumber lain menyatakan bahwa Lailatul Qadr  itu diperkirakan terjadi pada sepuluh terakhir yang ganjil pada bulan Ramadlan, yakni malam 21, 23. 25, 27 dan 29.
Akan tetapi, Allah swt sengaja merahasiakan kapan berlangsungnya Lailatul Qadr  ini supaya umat Islam selalu bersungguh-sungguh dalam ibadah mereka pada malam yang penuh barakah itu. Para Ahli Ilmu banyak yang mengatakan bahwa: “Sesungguhnya Lailatul Qadr  pada tiap tahunnya tidak ditentukan akan tetapi dalam sepuluh terakhir itu berubah dari tahun ke tahun.”
Para Ulama dahulu begitu perhatian akan keutamaan ataupun doorprize yang Allah berikan pada umat Nabi Muhammad saw ini sehingga semasa hidup beliau berijtihad dan memperhatikan dari tahun ke tahun akan datangnya Lailatul Qadr  atas ciri-ciri tersebut di atas, sehingga beliau menjadikan patokan atau perkiraan atas kejadian-kejadian yang telah beliau alami dalam suatu nadham berikut[3]:
وإن جميعا إن نصم يوم جمعة              ففي تاسع العاشرين خذ ليلة القدر
وإن كان يوم السبت أوّل صومنا    فحادى وعشرين اعتمده بلا عذر
وإن هلّ يوم الصوم فى احد فذا              بسابعة العشرين ما رمت فاستقر
وإن هلّ بالإثنين فاعلم بأنه     يوافيك نيل الوصل في تاسع العشرين
ويوم الثلاثاء إن بدا الشهر فاعتمد   على خامس العشرى تخطى بها فادر
وفى الأربعاء وإن هلّ يا من يرومها   فدونك فاطلب وصلها السابع العشرى
ويوم الخميس إن بدا الشهر فاجتهد   يوافيك بعد العصر فى ليلة القدر
Maksudnya:
Jika puasa ramadlan dimulai pada hari Jum’at maka Lailatul Qadr  jatuh pada malam yang ke-29, jika hari Sabtu maka pada malam ke-21, jika hari Ahad maka pada malam ke-27, jika hari Senin maka pada malam ke-29, jika hari Selasa maka pada malam ke-25, jika hari Rabu maka pada malam ke-27 dan jika hari Kamis maka pada malam-malam yang ganjil sebelum malam yang ke-20.
Hasil ijtihad para ulama dahulu memudahkan kita untuk mencari Lailatul Qadr  sehingga kita bisa menemukannya berdasarkan awal Ramadlan dan tidak cukup dengan itu, seorang Muslim seyogyanya mengisi Lailatul Qadr  ini dengan amalan-amalan yang baik dan tak luput pula untuk memperbanyak doa seperti yang diajarkan Nabi kepada Aisyah, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العفْوَ فاعْفُ عنِّي
Sesungguhnya Lailatul Qadr adalah malam yang mulia nan agung, barang siapa yang memperolehnya maka dia benar-benar telah mendapatkan keutamaan yang besar, oleh karena itu marilah kita mencarinya dan memperhatikannya untuk memperbanyak ibadah kita dan mempertebal ketaatan kita supaya Allah mengampuni dosa-dosa kita yang telah lampau dan memberikan kita keridlaan dan surga-Nya[4]. Amin yaa Rabb,,,


[1] Abu Zakariyah Muhyiddin, Riyadlus Sholihin (Hadis ke 1189: Kitab Fadlooil, hal.327)
[2] Syekh Salman bin Fahid, Duru>s li Syaikh Salman al-A<udah. (Juz 19, hal. 105)
[3] Fatwa KH. Mahfudz Ma’sum, Pemangku PP. Ihyaul Ulum Dukun Gresik, (Dukun: catatan pribadi penulis, 9 Ramadlan 1430 H)
[4] Maraji’ : Terjemah Bebas dari Safah}a>t Romadhoniyyah bab Iltima>s Laylata al Qadri  (‘Abd al-Kari>m bin Shunyatan al-U{mri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar