ASPEK KOGNITIF DALAM PERKEMBANGAN BAHASA
A.
Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi sebagai sebagai
perantara antar individu untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka dengan
menggunakan simbol-simbol yang telah diatur dan disepakati oleh ketentuan yang
berlaku. Dalam berbahasa adakalanya dengan lisan (bicara) dan adakalanya dengan
isyarat. Manusia dikarunia anugrah di otak sebelah kirinya yaitu kemampuan
berbahasa. Ada banyak hal yang mempengaruhi seseorang dalam perkembangan
bahasanya, di antaranya adalah kognitif setiap individu.
Perkembangan bahasa bermula ketika dalam
awal kehidupan sesseorang, yakni ketika dia mulai belajar bahasa. Perkembangan
bahasa tersebut dipelajari dari yang sederhana sampai yang kompleks. Tahap
perkembangan bahasanya
B.
Tahap Perkembangan Bahasa
Untuk dapat menguasai sistem bahasa
agar digunakan untuk berkomunikasi secara sempurna, anak-anak membutuhkan
tahap-tahap untuk menguasainya. Tahap-tahap perkembangan bahasa anak ada empat
masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal
dan masa kalimat majemuk.
- Kalimat
satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam
masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban yakni
permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara menjadi
lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan
suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini
juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti
“ibu” dan lainnya.
- Masa
memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam
masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa dimana mulai timbul suatu
dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang
menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya.
Dan di masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya
bisa satu kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna.
- Masa
kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.
Dalam
masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih baik dan
sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta menggunakan awalan
dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat kata-kata baru yang lucu
didengar dengan menggunakan caranya sendiri.
- Masa
kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di
tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih panjang dan
sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan, sehingga susunan bahasanya
terdengar lebih sempurna.
C.
Perkembangan Aspek Kognitif
Aspek kognitif sangat berperan penting
dalam perkembangan bahasa. Berdasarkan pada asas teori kognitif, bahwa
kecerdasan anak yang tumbuh dan keinginnnya untuk mengekpresikan apa yang dia
maksud, akan bersama-sama dengan masukan bahasa dari orang tua dan akan
mendorong mereka untuk memperoleh bahasa. Dari bahasa yang telah mereka
peroleh, akan mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan kognitif
mereka.
Teori perkembangan kognitif
yang tebaik yang tersedia sampai saat ini adalah teori Jean Piaget, psikolog
dan filsuf Swiss. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya.
3. Interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh
dalam hubungannya dengan ingkungan social, dan
4. Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system
mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan
keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.System yang mengatur
dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan
dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang
merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan
adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
D.
Tahap Perkembangan Kognitif
Piaget berteori bahwa anak-anak mengalami empat masa
utama pelaksanaan atau pemanfaatan kognitif.
1. Masa gerakan Pancaindera (
sensorimotorik )
Tahun-tahun sesudah kelahiran (kira-kira dua tahun) terdiri atas masa
gerakan pancaindera dalam perkembangan sang anak. Selama masa ini anak
benar-benar membangun realitas mereka sendiri dalam pola-pola gerkan yang
mereka kembangkan. Mereka tdak sanggup menyajikan kegiatan-kegiatan
kognitif-kognitif secara simbolis, tetapi permulaan simbolisasi itu merupakan
internalisasi skema tindakan dengan yang mereka pelajari.
1) Tahap sensorimotorik
terbagi 6 periode
a) Periode 1: refleks (0 – 1 bulan)
b) Periode 2: kebiasaan (1 – 4 bulan)
c) Periode 3: reproduksi (4 – 8 bulan)
d) Periode 4: koordinasi skemata (8 – 12 bulan)
f) Periode 6: representasi (18 – 24 bulan)
2. Masa Praoperasional
Masa praoperasional berlangsung dari akhir masa gerakan pancainera (sekitar
usia dua tahun) sampai permulaan masa operasi-opeasi konkrit (enam sampai tujuh
tahun). Masa praoperasional mempunyai sejumlah ciri-ciri kognitif yang
berhubungan. Kanak-kanak dikatakan menjadi pusat aspek tunggal yang menyolok
dari dari sesuatu objek dan dengan berbuat dengan sedemikian rupa mengubah
analisis mereka terhadap objek tersebut.
3. Masa Operasi Kongkrit
Akhir masa kanak-kanak usia 7
sampai 11 tahun merupakan masa operasi kongkrit. Perbedaan utama antara masa
itu dan masa praoperasional adalah bahwa kini kanak-kanak telah memiliki sistem
kognitif yang tersusun rapi yang mendasar segala kognitif dan persepsi mereka.
Pikiran mereka dapat berubah, sehingga apabila benda-benda berubah tidaklah
berarti sama sekali bahwa benda-benda itupun menjadi berbeda pula. Kanak-kanak
sudah sanggup bertindak layak dan menyeleaikan semua aspek yang relevan dari
sesuatu objek atau kesatuan aturan secara simultan, jadi mereka dapat
mengawetkan volume serta dimensi-dimensi fisik lainnya. Walaupun kognitif
seorang anak tela tersusun rapi dan sabil selama masa ini, namun kognisi itu
beroperasi lebih banyak disini dan kini cenderung mengambil sebagai objeknya
benda-benda kongkrit dan peristiwa-peristiwa nyata didunia ini. Tahap operasi
konkret (7-11 tahun):
a. Logika tentang sifat reversibilitas dan
kekekalan.
b. Berpikir decentering, seriasi,
klasifikasi, kesimpulan probalistis.
c. Tidak lagi egosentris.
d. Masih terbatas pada hal-hal konkret.
e. Belum dpt memecahkan persoalan yang abstrak
4. Masa Operasi Formal
Sekitar masa remaja, anak-anak memasuki masa operasi formal, yang membebaskan
mereka dari dunia yang sebenarnya dan mengirimkan mereka memasuki dunia
kemungkinan, kini mereka dapat memahami bukan hanya ”apa” juga ”kemungkinan
apa”. Pandangan mereka mengembangkan pengertian waktu kesejahteraan. Masa ini
mengatur anak-anak memasuki masa kehidupan kedewasaan kognitif. Tahap operasi
formal (mulai 11-15 tahun) yaitu:
a. Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja.
b. Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk skema
lebih menyeluruh.
c. Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas, namun
beda kuantitas, skema org dewasa lebih banyak.
d. Pemikiran deduktif, induktif dan abstraktif.
E. Keterkaitan antara Kognitif dengan Bahasa
Keterkaitan
bahasa dengan kognitifnya terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi
pandangannya terhadap dunia, serta mempengruhi pikiran yang individu yang
menggunakan bahasa itu.Pemahaman seseorang terhadap bahasa atau kata akan
mempengaruhi pandangannya terhadap realitas. Seperti halnya orang jepang yang
mempunyai kognitif (pikiran) yang tinggi karena mereka mempunyai banyak kosa
kata dalam mengungkapkan realitas, mereka mempunyai pemahaman yang mendetail
terhadap realitas. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Whorf.
Kognitif
juga mempengaruhi bahasa seseoeang, hal ini seperti pendapat tokoh psikologi
kognitif yaitu Jean Piaget. Dalam observasinya, dia mengungkapkan bahwa
perkembangan aspek kognitif anak akan mempengaruhi bahasa yang digunakannya.
Semakin tinggi aspek tersebut, semakin tinggi bahasa yang digunakannya.
Hubungan
timbal balik antara keduanya yaitu kognitif dengan bahasa seperti yang
diungkapkan oleh Benyamin Vigotsky, seorang ahli sematik berkebangsaan Rusia
yang melakukan pembaharuan terhadap teori Jean Piaget yakni bahasa dan kognitif
seseorang akan selalu mempengaruhi.
Bahasa atau
kata-kata merupakan bentuk pemberian simbol pada realita faktual. Pemberian simbol
ini dipengaruhi oleh faktor subjeknitas kebudayaan dan individu. Subjeknitas
ini terlihat ketika manusia dari latar belakang yang memahami dengan
kehendaknya sendiri. Oleh karena itu apa yang ada dalam kognitif setiapa
individu akan mempengaruhi penyebutan atau pemberian nama terhadap suatu objek.
Keterkaitan bahasa dengan kognitifnya terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi pandangannya terhadap dunia, serta mempengruhi pikiran yang individu yang menggunakan bahasa itu.
Keterkaitan bahasa dengan kognitifnya terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi pandangannya terhadap dunia, serta mempengruhi pikiran yang individu yang menggunakan bahasa itu.
Klo boleh tau referensinya apa ya? cz ane kbagian aspek afektifx. hehe syukron..
BalasHapusbagus, saya kagum dengan blog yang satu ini, tidak banyak guaya, dinamis dan enak dipandang, renyah dibacanya, ini merupakan awal mula yang bagus dan layak untuk diteruskan ... cemunguut ...
BalasHapusthnks sHoob,,,,,
Hapusmantap buat tambah referensi nih, terima kasih
BalasHapusoh iya buat tambahan ilmu psikologi kk bisa baca2 blog saya
psikologi untuk semua
Boleh tahu referensinya tidak? Butuh banget mbak.. Terimakasih
BalasHapus